Kategori : Berita Komunitas
Kamis, 27 Agustus 2009 00:00:00
Ramadhan tahun ini memiliki makna tersendiri bagi Rumah Baca Zhaffa. Senin (24/8) lalu komunitas baca ini merayakan milad alias hari jadinya yang pertama di sebuah mesjid sederhana di kawasan Manggarai. Dengan momentum buka bersama acara milad itu terselenggara berkat jalinan kerja sama dengan lembaga Muslim AID yang berpusat di London. Acara dihadiri oleh para pemuka masyarakat, perwakilan Muslim Aid, Karang Taruna Manggarai, Yessi Gusman, dan warga di sekitar lokasi RB Zhaffa. Rangkaian acara disemarakkan pula oleh performance seni seperti musikalisasi puisi dari anak-anak yang telah aktif dalam kegiatan RB. Zhaffa.
RB. Zhaffa yang terletak di Jln. Menara Air VII Rt 07/11 no. 43, Manggarai-Jakarta Selatan ini, memang baru berdiri setahun kemarin. Namun, menurut Yudi Hartanto sang pemilik rumah baca, telah banyak kegiatan selama satu tahun. Hampir tiap bulan jadwal RB. Zhaffa dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang perkembangan anak. Kegiatan RB. Zhaffa seperti mendongeng, bimbingan belajar gratis dari TK sampai SMP, wisata museum, kerajinan origami, dan untuk ibu-ibu biasanya ada pelatihan merajut.
Dengan basic Mas Yudi, biasa sang pemilik dipanggil, sebagai aktivis Karang Taruna membuat dirinya lebih banyak berpikir untuk tidak hanya mengadakan kegiatan kepemudaan. Ia berinisiatif untuk mengadakan sebuah wahana yang bermanfaat bagi perkembangan anak-anak di sekitarnya.
Nama Zhaffa yang menempel pada rumah bacanya merupakan hasil inspirasi dari nama anaknya yang baru berumur 2 tahun. Belianya umur RB. Zhaffa tidak mengerdilkan kreasi dan aktivitasnya dalam berperan membantu masyarakat. "Kita berharap dari segala kalangan bisa menikmati yang namanya membaca. Tidak cuma anak-anaknya yang rajin baca, tapi juga orang tua," ungkap Mas Yudi.
Mas Yudi beruntung karena keluarga membantunya dalam menangani RB. Zhaffa. Adanya jadwal kunjungan RB. Zhaffa yang buka dari pukul 16.00 sampai 20.00 Wib, membuat sang pemilik membutuhkan bantuan dalam memantau rumah bacanya. "Sebenarnya hanya tinggal mantau saja. Karena mereka (anak-anak) yang datang berkunjung saat mau pinjam buku, mereka akan catat sendiri judul buku yang dipinjam, nama lengkap mereka dan alamat. Dari situ mereka belajar menulis bagi anak yang belum bisa menulis," jelas Mas Yudi kepada Annida-Online. Hal tersebut penting, masih menurut Mas Yudi, agar anak-anak terlatih untuk belajar jujur dan bertanggung jawab. Dan biasanya batas waktu peminjaman hanya 2 sampai 7 hari.
RB. Zhaffa sengaja tidak buka tiap saat seperti pada saat awal kemunculannya, karena Mas Yudi berpikir jika tak dibatasi waktu kunjungan akan berdampak kurang bagus. Bisa jadi mereka datang pas jam sekolah (membolos) dan kecanduan baca di sini. Akhirnya jadwal setelah istirahat rata-rata anak-anak sekitar pukul 16.00 sampai 20.00 ditetapkan. Hari Senin pun RB. Zhaffa tutup, karena biasanya di hari Sabtu dan Minggu sering mengadakan acara. "Istilahnya kami perlu rehat juga walau sehari," jelas Mas Yudi.
Mengenai donatur, RB. Zhaffa masih belum memiliki donatur tetap. Semua kebutuhan RB. Zhaffa dibereskan dari kocek pribadi Mas Yudi dan teman-teman. Tenaga bantuan yang seringkali datang pun dalam mengajarkan bimbel sama sekali pure tak mengharapkan imbalan. "Bantuan itu sifatnya bisa materiil dan imateriil. Jadi kalo teman-teman hanya bisa bantu tenaga, tidak apa," tuturnya. Biasanya cara mendapatkan tenaga sukarelawan untuk mengajar dari teman-teman di tempat saya bekerja, jejaring Facebook, milis-milis, blog dan sebagainya. Keanggotaan pun kini telah mencapai kisaran seratus orang walau sifat keanggotaannya bersifat cair, karena semua orang darimana saja bisa datang dan pinjam buku di sini. [Citra]
RB. Zhaffa yang terletak di Jln. Menara Air VII Rt 07/11 no. 43, Manggarai-Jakarta Selatan ini, memang baru berdiri setahun kemarin. Namun, menurut Yudi Hartanto sang pemilik rumah baca, telah banyak kegiatan selama satu tahun. Hampir tiap bulan jadwal RB. Zhaffa dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang menunjang perkembangan anak. Kegiatan RB. Zhaffa seperti mendongeng, bimbingan belajar gratis dari TK sampai SMP, wisata museum, kerajinan origami, dan untuk ibu-ibu biasanya ada pelatihan merajut.
Dengan basic Mas Yudi, biasa sang pemilik dipanggil, sebagai aktivis Karang Taruna membuat dirinya lebih banyak berpikir untuk tidak hanya mengadakan kegiatan kepemudaan. Ia berinisiatif untuk mengadakan sebuah wahana yang bermanfaat bagi perkembangan anak-anak di sekitarnya.
Nama Zhaffa yang menempel pada rumah bacanya merupakan hasil inspirasi dari nama anaknya yang baru berumur 2 tahun. Belianya umur RB. Zhaffa tidak mengerdilkan kreasi dan aktivitasnya dalam berperan membantu masyarakat. "Kita berharap dari segala kalangan bisa menikmati yang namanya membaca. Tidak cuma anak-anaknya yang rajin baca, tapi juga orang tua," ungkap Mas Yudi.
Mas Yudi beruntung karena keluarga membantunya dalam menangani RB. Zhaffa. Adanya jadwal kunjungan RB. Zhaffa yang buka dari pukul 16.00 sampai 20.00 Wib, membuat sang pemilik membutuhkan bantuan dalam memantau rumah bacanya. "Sebenarnya hanya tinggal mantau saja. Karena mereka (anak-anak) yang datang berkunjung saat mau pinjam buku, mereka akan catat sendiri judul buku yang dipinjam, nama lengkap mereka dan alamat. Dari situ mereka belajar menulis bagi anak yang belum bisa menulis," jelas Mas Yudi kepada Annida-Online. Hal tersebut penting, masih menurut Mas Yudi, agar anak-anak terlatih untuk belajar jujur dan bertanggung jawab. Dan biasanya batas waktu peminjaman hanya 2 sampai 7 hari.
RB. Zhaffa sengaja tidak buka tiap saat seperti pada saat awal kemunculannya, karena Mas Yudi berpikir jika tak dibatasi waktu kunjungan akan berdampak kurang bagus. Bisa jadi mereka datang pas jam sekolah (membolos) dan kecanduan baca di sini. Akhirnya jadwal setelah istirahat rata-rata anak-anak sekitar pukul 16.00 sampai 20.00 ditetapkan. Hari Senin pun RB. Zhaffa tutup, karena biasanya di hari Sabtu dan Minggu sering mengadakan acara. "Istilahnya kami perlu rehat juga walau sehari," jelas Mas Yudi.
Mengenai donatur, RB. Zhaffa masih belum memiliki donatur tetap. Semua kebutuhan RB. Zhaffa dibereskan dari kocek pribadi Mas Yudi dan teman-teman. Tenaga bantuan yang seringkali datang pun dalam mengajarkan bimbel sama sekali pure tak mengharapkan imbalan. "Bantuan itu sifatnya bisa materiil dan imateriil. Jadi kalo teman-teman hanya bisa bantu tenaga, tidak apa," tuturnya. Biasanya cara mendapatkan tenaga sukarelawan untuk mengajar dari teman-teman di tempat saya bekerja, jejaring Facebook, milis-milis, blog dan sebagainya. Keanggotaan pun kini telah mencapai kisaran seratus orang walau sifat keanggotaannya bersifat cair, karena semua orang darimana saja bisa datang dan pinjam buku di sini. [Citra]
Sumber : annida-online.com
silahkan klik: http://annida-online.com/berita.php?id=312 (rubrik komunitas)
0 komentar:
Posting Komentar