Minggu, 23 2008 Media Indonesia
Rubrik tent@ng
Berjuang untuk Literasi Indonesia
ALLAH sang pencipta melalui Kitab-Nya menganjurkan kita untuk membaca. Arti membaca di sini sangat luas sekali. Ketika kita dilahirkan, kita mencoba untuk membaca situasi baru di dunia setelah merasakan alam rahim. Dengan membaca kita akan mengetahui apa yang ada di alam ini. Kita tahu untuk membangun bangsa ini masyarakatnya harus mau membaca. Jika kita mau menjadi bangsa yang bisa berkompetisi dengan bangsa lain, mau tidak mau harus ditempuh dengan membudayakan membaca.
Membaca merupakan salah satu kebutuhan. Namun, kalau ingin membaca buku, majalah, surat kabar, atau bahan bacaan lainnya, masyarakat kita, terutama masyarakat yang jauh dari akses bacaan, sungguh sangat memprihatinkan. Yudy Hartanto, 31, seorang yang peduli terhadap kurangnya akses bacaan gratis, pada 24 Agustus 2008 lalu menggagas didirikannya sebuah taman bacaan gratis dengan nama Rumah Baca Zhaffa. Kata Zhaffa ini diambil dari nama putranya.
Sekarang dengan dukungan keluarga dan teman-temannya di Karang Taruna Kelurahan Manggarai, masyarakat di wilayahnya dapat menikmati buku bacaan gratis. Masyarakat bisa membaca dan meminjam buku tanpa dipungut biaya dengan terlebih dahulu mendaftar menjadi anggota. Komunitas yang beralamat di Jalan Menara Air VII rt/rw 007/011 No 43, Manggarai, Jakarta, ini memiliki beberapa relawan aktif yang menjadi pengurus, termasuk Yudy dan Istrinya, Neli Siswanti, 28. Keanggotaan komunitas ini terbuka untuk umum dan gratis. Siapa saja bisa bergabung di sini. Tidak memandang kasta, usia, suku semua bisa bergabung, semua bisa berbagi ilmu. Mau jadi anggota, relawan, atau mau donasi diterima di sini. Yang terpenting satu hal, yaitu demi kemajuan literasi Indonesia.
Berburu buku
Penyediaan buku-buku bacaan awalnya merupakan koleksi pribadi yang sudah lama disimpannya. Karena, Yudy juga aktif di Karang Taruna Manggarai, Yudy mengajak teman-temannya untuk menyumbangkan buku-buku mereka dan juga meminta mereka untuk menyebarkannya di lingkungan masing-masing. Yudy juga berburu bantuan buku-buku dengan bergabung di mailing list (milis) internet, selain berburu buku bekas juga di Pasar Senen. Kini, dengan berbagai kesulitan yang dihadapi, Rumah Baca Zhaffa ini sudah menyediakan 700-an buku bacaan. Ada buku cerita anak, buku sekolah, majalah, buku agama, umum, dan beberapa VCD pendidikan.
Sekarang Rumah Baca Zhaffa memiliki televisi dan DVD player yang merupakan hasil sumbangan donatur. Sebagai tempat yang diharapkan tidak saja menyediakan bahan bacaan gratis, Rumah Baca Zhaffa juga akan dijadikan sebagai pusat kegiatan edukasi masyarakat. Semenjak berdiri hingga kini animo masyarakat, terutama anak-anak, untuk datang ke Rumah Baca Zhaffa cukup besar. Masyarakat bisa membaca dan pinjam buku gratis. Anak-anak bisa mengikuti kerajinan tangan melipat kertas atau origami dan mengikuti lomba mewarnai. Anak-anak bisa mendengarkan dongeng atau cerita favorit mereka, serta ada juga pemutaran film edukasi, seperti film tentang perjalanan para Nabi.
Rumah Baca Zhaffa menyiasati kebosanan anak-anak dengan melakukan kegiatan wisata edukasi bagi yang rajin membaca dan berkunjung. Rencananya juga akan dilakukan pelatihan-pelatihan ekonomi produktif bagi masyarakat, seperti sablon dan daur ulang sampah plastik. Beberapa kali Rumah Baca Zhaffa ikut kegiatan keluar, seperti melakukan kunjungan ke museum Bank Indonesia, buka puasa bersama 1001 Buku, dan juga nonton bareng film Laskar Pelangi. Foto-foto kegiatan Rumah Baca Zhaffa juga bisa dilihat di http://rumahbaca-zhaffa.co.nr.
'Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil, tapi berusahalah untuk menjadi manusia yang berguna' (Albert Enstein).
Dukung hak anak terhadap akses bacaan gratis!
Yudy Hartanto
Pendiri Rumah Baca Zhaffa
0 komentar:
Posting Komentar