
Yudi Hartanto
" Buat Rumah Baca Gratis "
http://koran-jakarta.com/ver02/detail-news.php?idkat=54&&id=1976#
Rumah Baca Zhaffa, demikian tempat itu ia namai, didirikan Yudi pada 24 Agustus 2008. Yudi Hartanto, 31 tahun, amat teguh ketika berencana mendirikan rumah baca gratis untuk anak-anak di wilayah Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan. Rumah Baca Zhaffa, demikian tempat itu ia namai, didirikan Yudi pada 24 Agustus 2008. Rumah Baca Zhaffa yang menempati ruang berukuran 9 meter itu sebenarnya milik orang tuanya sendiri. Tempatnya ada di gang sempit, di Jalan Menara Air VII No 43, Manggarai.
Awalnya, dua tahun lalu, Yudi berangan-angan ingin mendirikan rumah baca di sebuah lahan kosong. Yudi lantas mengajukan permohonan izin kepada ketua RT dan RW setempat, namun ia tidak mendapat jawaban memuaskan. Hal itu melecut semangatnya untuk mewujudkan rumah baca sendiri di rumahnya. ”Awalnya saya hanya bermodal niat,” tandas Yudi. Dengan uang 2 juta rupiah yang diambil dari koceknya sendiri, Yudi menyulap ruangan itu menjadi rumah baca.
Ia kemudian membeli rak dan buku-buku bacaan bekas di Pasar Senen, Jakarta. Maka, terkumpullah buku bacaan sebanyak 100 buah. Mulai saat itu, karyawan Universitas Bunda Kandung, Jakarta, itu mendeklarasikan berdirinya Rumah Baca Zhaffa. ”Saya menamakan tempat ini dari nama anak saya,” ujar ayah dari Raihan Zhaffran Aqila, 1,5 tahun, di Jakarta, Jumat (20/2).
Hingga kini, anggota Karang Taruna Manggarai itu berhasil mengumpulkan seribu buku. Rata-rata berasal dari pemberian teman-teman Karang Taruna, tetangga, atau masyarakat umum. Suami Neli Siswanti ini bercerita bahwa sebenarnya ia tidak sanggup membeli buku karena keterbatasan dana. Selain buku, di tempatnya menerima sumbangan mainan edukatif, film anak-anak, atau hal-hal mendidik lainnya.
Semua ini menjadi sarana bagi Yudi untuk memberi sesuatu yang positif pada anak-anak di sekitar kediaman. Ia mengenang bahwa niatan mendirikan tempat bacaan itu berawal dari pengamatannya ketika melihat aktivitas anak-anak di Manggarai, yang tak punya aktivitas positif seusai pulang sekolah. ”Mereka cenderung main PS (Play Stasion),” lirih pria kelahiran, Jakarta 1 Juni 1977. Namun sekarang, kondisi itu berubah sejak kehadiran Rumah Baca Zhaffa. Setiap hari, kira-kira ada sekitar 100 anak bermain dan belajar di sana.
Menurut Yudi, apa yang ia lakukan mampu merangsang minta baca anak-anak dan menggerakkan Karang Taruna di wilayah Manggarai dan sekitarnya untuk mendirikan rumah baca sejenis. Dan ia menyambut positif hal tersebut. ”Tapi bentuk bantuan, saya hanya berbagi pengalaman saja, kalau dana tidak bisa,” ungkap pria yang mengaku patungan dengan teman-temannya membiayai operasional Rumah Baca Zhaffa.
vic/L-3
0 comments:
Posting Komentar