Rabu, 24 Juni 2009

BAJU SERAGAM UNTUK ANAK PEMULUNG



Film berjudul Baju Seragam Anak Pemulung menceritakan tentang perjuangan dua orang anak yang bekerja sebagai pemulung sampah namun tetap mempunyai niat untuk bersekolah meski uang yang mereka punya sangat minim. Pada awal cerita menceritakan tentang dua orang kakak beradik yang hidup sebagai pemulung bersama kakeknya. Sang kakak bernama Efi dan sang adik bernama Akil. Pada suatu ketika sang kakek dari kedua orang kakak beradik itu mengalami kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan sang kakek akhirnya meninggal dunia. Setelah sang kakek meninggal dunia, kedua kakak beradik itupun hidup sebatang kara tanpa wali maupun orang tua. Namun akhirnya mereka mendapatkan asuhan dari bibi mereka, tentunya dengan kondisi kehidupan yang tidak jauh beda dengan pada saat bersama sang kakek, yakni hidup dengan kemiskinan dan tetap memulung sampah.
Meski kesehariannya sebagai pemulung sampah, namun baik Efi dan Akil tetap bersemangat untuk bersekolah. Kedua anak tersebut sama-sama terduduk di bangku sekolah dasar. Yang membedakan adalah, Efi bersekolah di waktu pagi dan Akil bersekolah di waktu siang hari. Yang benar-benar membuatku merasa iba dan terenyuh, adalah ketika Efi sepulang sekolah harus secepatnya menemui adiknya, Akil. Setelah bertemu dengan Akil di sebuah tempat yang dijanjikan, Efi mesti segera mencopot seragam kemeja putihnya untuk secepatnya diberikan kepada Akil agar adiknya itu bisa masuk sekolah setiap hari. Karena uang yang sangat minim, mereka hanya mempunyai sebuah kemeja seragam sekolah, jadi setiap hari harus saling bergantian baju seragam agar baik Efi maupun Akil tetap bisa sekolah.
Pada suatu ketika Akil harus mengalami kecelakaan sehingga mesti dibawa ke dokter untuk mengobati lukanya. Di sisi lain karena merasa terbebani dengan keberadaan Efi dan Akil, akhirnya si bibi memutuskan mengusir kedua kakak beradik itu dari rumahnya. Setelah keluar dari dokter, Efi dan Akil harus hidup terlunta-lunta di jalanan tanpa mempunyai rumah untuk berteduh. Merekapun juga tidak lagi bisa bersekolah karena segala pakaian dan seragam telah dijual ke pasar untuk pengobatan Akil.
Ibu guru Efi di sekolah mendapat kabar gembira bahwa Efi memenangkan lomba mengarang tingkat kabupaten. Namun karena sudah beberapa hari Efi tidak masuk sekolah, malah membuat gurunya cemas mencari keberadaan Efi. Hingga akhirnya, si ibu guru malah menemukan Akil sedang sakit dan terbaring lemah di dalam pasar. Efi pada saat itu sedang ke apotek membeli obat. Mendapati Akil sedang sakit, ibu guru lalu membawanya ke rumah sakit. Efi pun juga kemudian menyusul ke rumah sakit dan bertemu dengan ibu guru. Singkat cerita, akhirnya Akil sembuh dari sakitnya dan ibu guru tersebut mengangkat Akil dan Efi sebagai anaknya. Merekapun akhirnya bisa bersekolah lagi, tentunya dengan seragam sekolah yang di punyai masing-masing.
Huh.. Sungguh aku baru saja menyaksikan film yang bermutu, mendidik dan mencerahkan hati penontonnya. Jika pembaca hanya membaca sinopsis cerita yang aku tulis di atas, maka itu belumlah cukup untuk tahu maksud/kandungan yang tersirat di dalam film. Satu pelajaran atau hikmah penting yang bisa aku ambil setelah menonton film tersebut adalah bahwa untuk bisa bersekolah dan pintar tidak harus dari golongan orang kaya saja, namun adanya niat, tekad dan usaha itulah yang malah bisa menjadi modal awal seseorang untuk meraih kesuksesan, termasuk sekolah dan pintar!

0 komentar:

Saatnya Kita Peduli

Mimpi Kita Tentang Ruang Publik JAKARTA, yang Mendukung Kehidupan yang Berkualitas di tumbuhkan dari Sejengkal RUMAH TINGGAL, itulah kami Rumah Baca Zhaffa.

Donasi Untuk kami.
Agar Rumah Baca Zhaffa bisa berkembang dan jumlah buku bisa bertambah serta sarana lebih lengkap, kami mengajak anda para pembaca, donatur. Baik secara individu, organisasi maupun korporat, jangan sungkan-sungkan membantu dan bergabung bersama kami. Kami sangat terbuka untuk kemajuan pendidikan, dukungan anda sangat berarti bagi pendidikan anak Indonesia.
Silahkan kirimkan apa saja, baik baru maupun bekas pakai (tapi masih layak) berupa buku, majalah, buletin, tabloid, mainan edukatif, laptop, infocus, speaker atau dana ke Rumah Baca Zhaffa.

Anda bisa mendongeng, sulap, melukis, tari, operet,teater ataupun apa saja yang bisa meramaikan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan, kami mengundang anda untuk bergabung menjadi relawan Rumah Baca Zhaffa.
Silahkan kontak kami.

jika ada perusahaan/lembaga yang ingin menyalurkan CSR-nya kami berikan kompensasi , logo perusahaan akan kami sertakan di setiap liflet/poster/spanduk kegiatan. Juga di http://rumahbaca-zhaffa.blogspot.com/ dan di lokasi Rumah Baca Zhaffa. Jika ada yang ingin urun rembuk mengatasi dana operasional, berapa saja, dengan senang hati dan bahagia kami menerimanya.
alamat Rb Zhaffa Jl. Menara Air VII NO. 43 RT. 07/011 Manggarai – Jakarta,
Telp 081905098709



Donasi Untuk Rumah Baca Zhaffa.
1. Bank BNI, No Rek:084-7077-287, A/N Yudy Hartanto, Cabang Menteng, Jakarta.

Jika anda mentransfer donasi , informasikan kembali kepada kami melalui rumahbacazhaffa@gmail.com atau wonkyudyzhaffa@yahoo.com atau 081905098709 (yudy)