Launching Kampung Literasi Manggarai

Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Meresmikan Kampung Literasi Manggarai Jakarta

Mural Kampung Literasi

Sejumlah Remaja Membuat Mural Literasi di Menara Air, Manggarai-Jakarta Selatan

Pojok Baca Manggarai

Pojok Baca RW 01 Manggarai di Di Datangi Gubernur DKI Jakarta

Pembukaan Pojok Baca RW. 06 Manggarai

Gubernur DKI Jakarta Meresmikan Pojok Baca RW.06 Manggarai

Anggota DPR Kunjungi Kampung Literasi Manggarai

Anggota DPR RI dari Partai Golkar Melakukan Foto Bersama Anak-Anak Binaan Kampung LIterasi Manggarai

Kamis, 07 Agustus 2025

Saat Sekolah Menyerah, Rumah Baca Zhaffa Menyapa



Namanya Dika (nama samaran), siswa kelas 2 SD. Di usianya, ia seharusnya sudah lancar membaca buku cerita. Tapi kenyataannya, untuk mengenali huruf pun Dika masih terbata. Tahun ajaran pun berganti, namun Dika tetap di kelas yang sama. Ia tidak naik kelas. Bukan karena ia malas—tapi karena ia tertinggal terlalu jauh.

Sang guru, dengan segala upaya dan kepeduliannya, telah mencoba menolong. Ia memberi waktu tambahan belajar, mengajak Dika membaca lebih sering. Namun di tengah puluhan murid lainnya yang juga butuh perhatian, akhirnya ia mengaku lirih,

“Saya sudah tidak mampu... Saya butuh bantuan. Dika perlu tempat khusus. Tempat yang lebih sabar, lebih fokus, dan bisa mendampinginya belajar membaca.”

Siang itu, seorang guru negeri berpakaian seragam datang ke Rumah Baca Zhaffa. Ia membawa Dika, bersama seorang siswa perempuan lainnya yang juga mengalami kesulitan membaca. Mereka ditemani dua orang tua, yang berharap anak-anak mereka masih punya kesempatan untuk mengejar ketertinggalan.

Sang guru bercerita, bahwa jika kedua anak ini tidak menunjukkan kemajuan dalam tahun ajaran ini, maka mereka harus pindah sekolah atas persetujuan orang tua. Tapi di tengah cerita yang berat itu, terselip harapan: beberapa siswa yang sebelumnya juga tertinggal kini sudah mulai lancar membaca.
Ketika ditanya di mana mereka belajar, jawabannya pun menggugah hati:
“Kami belajar di Rumah Baca Zhaffa.”

Dan di situlah segalanya dimulai.

Rumah Baca Zhaffa hadir, bukan untuk menggantikan sekolah. Tapi untuk menjadi ruang harapan.
Tempat di mana anak-anak seperti Dika disambut bukan dengan tuntutan nilai, tapi dengan pelukan, kesabaran, dan keyakinan bahwa semua anak bisa berkembang—asal diberi kesempatan.

Di ruang sederhana itu, Dika mengeja perlahan. Menyusun huruf demi huruf tanpa takut ditertawakan. Dibimbing oleh para relawan yang percaya bahwa tak ada anak yang bodoh—hanya anak yang belum menemukan cara belajar yang tepat.

Hari demi hari berlalu. Kemajuan kecil menjadi cahaya besar.
Mulai dari mengenali huruf dengan percaya diri, menyusun suku kata sederhana, hingga akhirnya membaca satu kalimat utuh yang membuat wajahnya bersinar bahagia.

Dan ketika hari itu tiba—hari di mana Dika bisa membaca lantang tanpa ragu—bukan hanya ia yang akan bangga. Tapi guru yang dulu hampir menyerah pun akan kembali bersemangat, menyaksikan muridnya tumbuh dengan bantuan tangan-tangan yang tulus.

Karena Rumah Baca Zhaffa bukan sekadar tempat membaca.

Ia adalah tempat di mana anak-anak yang tertinggal diberikan ruang untuk menyusul.
Tempat di mana tangan-tangan sukarela hadir, bukan untuk menghakimi, tapi untuk membimbing.
Tempat di mana pendidikan tidak sekadar soal rapor dan nilai—tapi soal keberanian untuk tidak menyerah pada satu anak pun.


#Cerita berdasarkan kisah nyata di Rumah Baca Zhaffa.

Kamis, 30 Januari 2025

Kelas Gratis Kena Pajak



Di sebuah hutan yang lebat dan hijau, hiduplah seekor singa yang bijaksana, Raja Hutan, yang sangat dihormati oleh semua penghuni hutan. Raja Singa dikenal sebagai penguasa yang adil dan cerdas, selalu mencari solusi yang bijak untuk setiap masalah yang muncul. Namun, meskipun Raja Singa dihormati, tidak semua penguasaannya berjalan mulus.


Di bawah Raja Singa, ada seorang Menteri Pajak bernama Kancil, seekor hewan kecil yang sangat cerdik, namun sifatnya sangat licik dan tidak disukai banyak orang. Kancil dikenal sangat tegas dan seringkali memungut pajak yang sangat tinggi dari hewan-hewan yang kesulitan. Salah satunya adalah seekor burung hantu yang baik hati, bernama Hantu, yang mengajar kelas-kelas gratis di hutan.

Hantu adalah seorang guru yang mengajar anak-anak hutan membaca dan menulis. Setiap hari, ia mengajarkan mereka ilmu pengetahuan secara cuma-cuma, karena ia percaya bahwa pendidikan adalah hak setiap makhluk hidup di hutan. Namun, Kancil merasa bahwa kegiatan Hantu yang mengajar tanpa biaya itu merugikan pendapatan hutan. Karena itu, Kancil memutuskan untuk mengenakan pajak tinggi terhadap Hantu.

“Ini adalah pajak pendidikan yang harus dibayar! Anda mengajarkan ilmu tanpa izin,” kata Kancil dengan suara tegas.

Hantu merasa sangat terkejut dan sedih. Ia tidak pernah membayangkan bahwa untuk memberikan ilmu pada anak-anak hutan, ia harus membayar pajak yang begitu tinggi. Banyak hewan lain yang juga merasa tidak adil dengan keputusan Kancil, namun mereka takut untuk berbicara karena posisi Kancil yang sangat berpengaruh di bawah Raja Singa.

Mendengar keluhan dari banyak hewan yang datang kepada Raja Singa, sang raja pun merasa cemas. Ia memanggil Kancil untuk mendiskusikan masalah ini.

"Kancil, aku mendengar banyak keluhan tentang pajak yang kamu kenakan pada Hantu. Apa alasanmu?" tanya Raja Singa dengan tenang.

Kancil, yang sudah terbiasa dengan cara berbicara yang tajam, menjawab, "Raja, saya hanya menjalankan tugas saya. Pajak ini penting untuk mendukung pengelolaan hutan. Hantu harus membayar karena kegiatan mengajarnya menguntungkan banyak pihak."

Namun, Raja Singa yang bijaksana itu memandang dengan serius dan berkata, "Kancil, apakah kamu tidak menyadari bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk hutan kita? Jika anak-anak hutan belajar, mereka akan menjadi lebih bijaksana dan mampu membantu menjaga hutan ini. Tidak seharusnya kita membebani mereka yang berusaha memberikan manfaat tanpa pamrih."

Kancil terdiam, namun ia masih merasa enggan untuk menerima keputusan Raja Singa. Raja Singa kemudian mengusulkan suatu solusi yang bijak.

"Hantu tidak akan dikenakan pajak untuk kegiatannya mengajar. Sebaliknya, kita akan mengenakan pajak yang adil kepada mereka yang memiliki banyak kekayaan dan tidak berkontribusi pada kesejahteraan hutan ini," kata Raja Singa dengan suara yang tegas.

Kancil akhirnya menyadari kesalahannya dan setuju untuk merevisi kebijakan pajak yang ia terapkan. Semua hewan di hutan merasa lega dan berterima kasih kepada Raja Singa atas kebijaksanaannya. Hantu pun melanjutkan kegiatan mengajarnya tanpa hambatan, dan semakin banyak hewan yang datang untuk belajar. Hutan pun menjadi tempat yang lebih harmonis, dengan setiap makhluknya saling menghormati dan membantu.

Dan sejak saat itu, Kancil belajar untuk lebih bijaksana dalam menjalankan tugasnya, serta menyadari bahwa keberhasilan sebuah hutan tidak hanya bergantung pada kekayaan, tetapi juga pada ilmu pengetahuan dan kebaikan yang diberikan kepada sesama.


#cerita diangkat dari kisah nyata rumah baca zhaffa

Rabu, 09 Agustus 2023

Donasi Buku Astha

Rumah Baca Zhaffa menerima donasi buku dari Astha Distric 8 sebanyak 6 dus buku. Donasi buku ini didapat dari pengunjung Astha yang dilaksanakan selama bulan Juli 2023.




McDonald's Day : Pesta Kemerdekaan

McDonald's Day merupakan sebuah kegiatan kerjasama Rumah Baca Zhaffa bersama McDonald's Indonesia dalam rumah McDonald's Library.

Adapun kegiatan diadakan setiap satu bulan sekali di Minggu ke 2 atau Minggu ke 3. Untuk edisi bulan Agustus ini akan diadakan pada tanggal 12 Agustus 2023. 

Tidak seperti bulan-bulan sebelumnya yang diadakan di McD Librar
y, kali ini akan diadakan di lokasi gerai McDonald's Tambak, Jalan Pegangsaan No.1 Menteng Jakarta Pusat.

Ada berbagai games seru dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu akan ada dongeng kemerdekaan dari tim Kampung Dongeng.


Peserta yang akan hadir adalah terbatas untuk anak-anak Rumah Baca Zhaffa dengan kategori usia dini dan TK. Akan semakin menarik dengan pakaian wajib para peserta adalah bertema merah putih.

  Merdeka !!!!

Senin, 28 Februari 2022

Donasi Buku Bulan Pebruari 2022



Bulan Pebruari tahun 2022 kami menerima kiriman beberapa buku. Diantara buku-buku tersebut dikirimkan langsing oleh penulisnya. Apa aja buku yang akan menjadi tambahan koleksi di rak Rumah Baca Zhaffa, berikutnya gambarnya.
Buku pertama yang kami terima adalah buku saku dari Dinas Perpustakaan Arsip DKI Jakarta. 
Buku ini merupakan donasi dari perusahaan susu anak yaitu Dancow. Ada beragam cerita tentang hewan yang dikemas dalam buku saku ini dan pastinya sangat menarik untuk dibaca oleh anak-anak.




Buku dari @realmasjid.comics didapat ketika ada info donasi dari salah satu grup WA literasi, Tertulis di pesan tersebut, "Kami mencari taman baca yang punya IG-nya aktif dengan kegiatan-kegiatan positif, Insya Allah akan dikirim 1 paket berisi 4 komik", tanpa pikir panjang langsung menghubungi nomor yang tertera dan admin nya baik langsung respon.


Syaratnya mudah:
1. Follow @realmasjid.comics
2. Bersedia upload 4 komik yang dikirimkan di IG taman baca.

Dua hari kemudian, buku yang ditunggu datang dengan kemasan yang eksklusif terdapat logo real masjid (lihat gambar).

Keempat buku tersebut adalah :
1. Real Masjid serie 9 (ternyata sudah seri 9 aja...)
2. @toti_and_loqi
3. Pejuang Liburan
4, Genk Motor


Buku-buku tersebut di tulis oleh @tonytrax_ dan di tanda tangani loh sama dia dengan tulis "untuk Rumah Baca Zhaffa".


Di samping merupakan buku kiriman dari Kang Maman Suherman yang berjudul Beasiswa Pemutus Mata Rantai Kemiskinan.  Buku yang ditulis oleh Dr. Abdul Kahar, M.Pd (Kepala Pusat Pelayanan Pembiayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi) ini berisi tentang tips dan trik untuk mendapatkan beasiswa dari Kementrian Pendidikan dan juga peluang-peluang beasiswa lainnya.   


Berikutnya kiriman buku dari donatur buku yang sudah sering sekali membantu Rumah Baca Zhaffa. Ibu MIchaela Mordova mengirimkan beberapa buku National Gegrafic lama namun masih layak baca,

Kami ucapkan terima kasih untuk para donatur yang telah mengirimkan paket bukunya dan pasti bukunya sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para pemustaka di Rumah Baca Zhaffa
 

Saatnya Kita Peduli

Mimpi Kita Tentang Ruang Publik JAKARTA, yang Mendukung Kehidupan yang Berkualitas di tumbuhkan dari Sejengkal RUMAH TINGGAL, itulah kami Rumah Baca Zhaffa.

Donasi Untuk kami.
Agar Rumah Baca Zhaffa bisa berkembang dan jumlah buku bisa bertambah serta sarana lebih lengkap, kami mengajak anda para pembaca, donatur. Baik secara individu, organisasi maupun korporat, jangan sungkan-sungkan membantu dan bergabung bersama kami. Kami sangat terbuka untuk kemajuan pendidikan, dukungan anda sangat berarti bagi pendidikan anak Indonesia.
Silahkan kirimkan apa saja, baik baru maupun bekas pakai (tapi masih layak) berupa buku, majalah, buletin, tabloid, mainan edukatif, laptop, infocus, speaker atau dana ke Rumah Baca Zhaffa.

Anda bisa mendongeng, sulap, melukis, tari, operet,teater ataupun apa saja yang bisa meramaikan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan, kami mengundang anda untuk bergabung menjadi relawan Rumah Baca Zhaffa.
Silahkan kontak kami.

jika ada perusahaan/lembaga yang ingin menyalurkan CSR-nya kami berikan kompensasi , logo perusahaan akan kami sertakan di setiap liflet/poster/spanduk kegiatan. Juga di http://rumahbaca-zhaffa.blogspot.com/ dan di lokasi Rumah Baca Zhaffa. Jika ada yang ingin urun rembuk mengatasi dana operasional, berapa saja, dengan senang hati dan bahagia kami menerimanya.
alamat Rb Zhaffa Jl. Menara Air VII NO. 30A RT. 07/011 Manggarai – Jakarta,
Telp 081905098709



Donasi Untuk Rumah Baca Zhaffa.
1. Bank BSI, No Rek:79-9999-4045, A/N RUMAH BACA ZHAFFA, Cabang Sudirman, Jakarta.

Jika anda mentransfer donasi , informasikan kembali kepada kami melalui rumahbacazhaffa@gmail.com atau wonkyudyzhaffa@yahoo.com atau 081905098709 (yudy)