Di bawah Raja Singa, ada seorang Menteri Pajak bernama Kancil, seekor hewan kecil yang sangat cerdik, namun sifatnya sangat licik dan tidak disukai banyak orang. Kancil dikenal sangat tegas dan seringkali memungut pajak yang sangat tinggi dari hewan-hewan yang kesulitan. Salah satunya adalah seekor burung hantu yang baik hati, bernama Hantu, yang mengajar kelas-kelas gratis di hutan.
Hantu adalah seorang guru yang mengajar anak-anak hutan membaca dan menulis. Setiap hari, ia mengajarkan mereka ilmu pengetahuan secara cuma-cuma, karena ia percaya bahwa pendidikan adalah hak setiap makhluk hidup di hutan. Namun, Kancil merasa bahwa kegiatan Hantu yang mengajar tanpa biaya itu merugikan pendapatan hutan. Karena itu, Kancil memutuskan untuk mengenakan pajak tinggi terhadap Hantu.
“Ini adalah pajak pendidikan yang harus dibayar! Anda mengajarkan ilmu tanpa izin,” kata Kancil dengan suara tegas.
Hantu merasa sangat terkejut dan sedih. Ia tidak pernah membayangkan bahwa untuk memberikan ilmu pada anak-anak hutan, ia harus membayar pajak yang begitu tinggi. Banyak hewan lain yang juga merasa tidak adil dengan keputusan Kancil, namun mereka takut untuk berbicara karena posisi Kancil yang sangat berpengaruh di bawah Raja Singa.
Mendengar keluhan dari banyak hewan yang datang kepada Raja Singa, sang raja pun merasa cemas. Ia memanggil Kancil untuk mendiskusikan masalah ini.
"Kancil, aku mendengar banyak keluhan tentang pajak yang kamu kenakan pada Hantu. Apa alasanmu?" tanya Raja Singa dengan tenang.
Kancil, yang sudah terbiasa dengan cara berbicara yang tajam, menjawab, "Raja, saya hanya menjalankan tugas saya. Pajak ini penting untuk mendukung pengelolaan hutan. Hantu harus membayar karena kegiatan mengajarnya menguntungkan banyak pihak."
Namun, Raja Singa yang bijaksana itu memandang dengan serius dan berkata, "Kancil, apakah kamu tidak menyadari bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang untuk hutan kita? Jika anak-anak hutan belajar, mereka akan menjadi lebih bijaksana dan mampu membantu menjaga hutan ini. Tidak seharusnya kita membebani mereka yang berusaha memberikan manfaat tanpa pamrih."
Kancil terdiam, namun ia masih merasa enggan untuk menerima keputusan Raja Singa. Raja Singa kemudian mengusulkan suatu solusi yang bijak.
"Hantu tidak akan dikenakan pajak untuk kegiatannya mengajar. Sebaliknya, kita akan mengenakan pajak yang adil kepada mereka yang memiliki banyak kekayaan dan tidak berkontribusi pada kesejahteraan hutan ini," kata Raja Singa dengan suara yang tegas.
Kancil akhirnya menyadari kesalahannya dan setuju untuk merevisi kebijakan pajak yang ia terapkan. Semua hewan di hutan merasa lega dan berterima kasih kepada Raja Singa atas kebijaksanaannya. Hantu pun melanjutkan kegiatan mengajarnya tanpa hambatan, dan semakin banyak hewan yang datang untuk belajar. Hutan pun menjadi tempat yang lebih harmonis, dengan setiap makhluknya saling menghormati dan membantu.
Dan sejak saat itu, Kancil belajar untuk lebih bijaksana dalam menjalankan tugasnya, serta menyadari bahwa keberhasilan sebuah hutan tidak hanya bergantung pada kekayaan, tetapi juga pada ilmu pengetahuan dan kebaikan yang diberikan kepada sesama.
0 comments:
Posting Komentar