Senin, 05 April 2010

Pertemuan Forum TBM Jakarta




Temu Pengelola TBM Jakarta: TBM Perlu Kegiatan Penunjang




Annida-Online—Saat ini, Taman Bacaan Masyarakat (TBM) sebagai salah satu fasilitas dan akses penunjang bagi peningkatan minat baca di tengah masyarakat, kian marak. Peningkatan jumlah TBM yang dikelola baik secara individu maupun kelompok seharusnya menjadi kabar baik bagi dunia literasi Indonesia. Sayangnya, pendirian TBM dan penyediaan buku bagi masyarakat sekitar TBM saja ternyata tidaklah cukup.

“Taman bacaan perlu kegiatan-kegiatan penunjang,” ujar Yudy Hartanto, pendiri TBM Rumah Baca Zhaffa, pada acara temu pengelola TBM Jakarta yang bertajuk “Forum Santai Pengelola TBM Jakarta dan Sekitarnya”, Sabtu (4/4) lalu, di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta.

Sekitar 20 orang pengurus atau pengelola TBM dan juga beberapa mahasiswa yang akan mendirikan TBM, di antaranya; TBM Rumah Baca Zhaffa-Jakarta, Jaritung-Jakarta, Alfabet-Depok, TBM Salam-Jakarta, TBM Nyiur-Kep. Seribu, TBM Insan-Bekasi, Nanifa Pustaka-Bekas, Rumah Pintar-Pekalongan, TBM UIJ, komunitas 1001 buku dan Forum Indonesia Membaca, menghadiri acara tersebut.

Menurut Yudy, gagasan utama dari acara ini adalah pemetaan masalah-masalah yang dihadapi para pengelola TBM dalam mengelola TBM. Ada beberapa faktor yang membuat sebuah TBM itu tidak berkembang, yaitu TBM cenderung hanya menyediakan buku-buku bacaan saja, pengelolanya yang kurang ramah, dan tidak adanya forum diskusi antar TBM. Yudy menilai, TBM tak cukup hanya menyediakan bahan bacaan saja, karena hal ini akan mirip dengan kondisi sebuah perpustakaan pada umumnya yang sepi akan pengunjung. Itulah mengapa, Yudy juga menegaskan di awal bahwa sudah seharusnya TBM melengkapi dirinya dengan kegiatan-kegiatan penunjang yang menarik sehingga masyarakat tertarik untuk berkunjung ke TBM.

“Jika tidak berbenah diri, TBM bisa menjadi hanya tempat gudang buku dan akan ditinggalkan pengunjungnya. TBM tidak boleh mempertahankan keadaan ini,” imbuh Yudy.

Indra dari komunitas 1001 Buku menambahkan, kegiatan penunjang bagi TBM tak harus selalu mahal. Kalau ini yang menjadi kendala yang dipikirkan oleh pengelola TBM, Indra menjelaskan sesungguhnya yang dibutuhkan oleh para pengelola adalah kreativitas.

“TBM harus kreatif untuk memajukan TBM-nya. Dan kegiatan yang dilakukan pun tidak harus dengan mengeluarkan biaya besar. Sekecil apapun kegiatan itu, bila dikemas dengan kreatif, pasti akan meriah bagi anak-anak,” jelas Indra.

Dalam diskusi tersebut, muncul pula sebuah pemikiran tentang sinersitas dan kemitraan yang seharusnya terbangun antara TBM atau komunitas-komunitas lainnya. Misalnya, TBM bisa menjalin kerjasama dengan komunitas scince, komunitas fotografi, komunitas daur ulang kertas atau komunitas pecinta museum. Dengan cara mengajak komunitas-komunitas ini untuk datang dan melakukan kegiatan di TBM, maka hubungan simbiosis mutualisme antara keduanya akan saling menguntungkan. TBM pun bisa melaksanakan kegiatan penunjang yang bisa jadi menarik perhatian bagi masyarakat untuk berkunjung ke TBM.

Mudin M., dari komunitas Forum Indonesia Membaca, menilai positif Forum Temu Pengelola TBM ini. Menurutnya, diskusi antar pengelola TBM bisa memperkuat jaringan TBM yang ada di Jakarta dan sekitarnya, khususnya.

“Forum ini juga bisa menjadi sebuah forum diskusi yang menarik bagi pengelola TBM untuk saling bertukar informasi dan bisa saling melengkapi, seputar TBM, manajemen pengelolaannya, serta kegiatan-kegiatannya. Di samping itu, Jakarta adalah sebuah kota dengan jumlah yang TBM yang cukup banyak namun belum memiliki sebuah forum TBM. Pertemuan ini bisa jadi pelopor forum TBM tersebut,” kata Mudin menutup diskusi. [nyimas/YudyRBZ]

Sumber : annida-online.com

Selasa, 06 April 2010 / 11:40:16 | Oleh: annida | Kategori: Berita Umum

1 comments:

Anonim mengatakan...

Mas Yudi, ralat dikit, yach.... yang dari Bekasi namanya Nadifa Pustaka, bukan nanifa pustaka. :)
Makasih mas Yud...

Saatnya Kita Peduli

Mimpi Kita Tentang Ruang Publik JAKARTA, yang Mendukung Kehidupan yang Berkualitas di tumbuhkan dari Sejengkal RUMAH TINGGAL, itulah kami Rumah Baca Zhaffa.

Donasi Untuk kami.
Agar Rumah Baca Zhaffa bisa berkembang dan jumlah buku bisa bertambah serta sarana lebih lengkap, kami mengajak anda para pembaca, donatur. Baik secara individu, organisasi maupun korporat, jangan sungkan-sungkan membantu dan bergabung bersama kami. Kami sangat terbuka untuk kemajuan pendidikan, dukungan anda sangat berarti bagi pendidikan anak Indonesia.
Silahkan kirimkan apa saja, baik baru maupun bekas pakai (tapi masih layak) berupa buku, majalah, buletin, tabloid, mainan edukatif, laptop, infocus, speaker atau dana ke Rumah Baca Zhaffa.

Anda bisa mendongeng, sulap, melukis, tari, operet,teater ataupun apa saja yang bisa meramaikan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan, kami mengundang anda untuk bergabung menjadi relawan Rumah Baca Zhaffa.
Silahkan kontak kami.

jika ada perusahaan/lembaga yang ingin menyalurkan CSR-nya kami berikan kompensasi , logo perusahaan akan kami sertakan di setiap liflet/poster/spanduk kegiatan. Juga di http://rumahbaca-zhaffa.blogspot.com/ dan di lokasi Rumah Baca Zhaffa. Jika ada yang ingin urun rembuk mengatasi dana operasional, berapa saja, dengan senang hati dan bahagia kami menerimanya.
alamat Rb Zhaffa Jl. Menara Air VII NO. 30A RT. 07/011 Manggarai – Jakarta,
Telp 081905098709



Donasi Untuk Rumah Baca Zhaffa.
1. Bank BSI, No Rek:79-9999-4045, A/N RUMAH BACA ZHAFFA, Cabang Sudirman, Jakarta.

Jika anda mentransfer donasi , informasikan kembali kepada kami melalui rumahbacazhaffa@gmail.com atau wonkyudyzhaffa@yahoo.com atau 081905098709 (yudy)