Selasa, 05 Oktober 2010

Seharusnya untuk siapa??

Dalam waktu yang hampir bersamaan saya mengikuti dua acara yang berhubungan dengan membaca. Terutama ditujukan bagi kalangan anak-anak. Pertama adalah memenuhi undangan dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Bpk Prijanto, yang dikirim ke saya selaku pengelola Rumah Baca Zhaffa melalui fax kantor. Acaranya adalah Hari Anak Jakarta Membaca 2010 bertempat di Teater Besar, Taman Ismail Marzuki pada tanggal 1 Oktober 2010. Kedua adalah undangan dari Centre Of Social Marketing (CSM). Dilaksanakan pada tanggal 4 Oktober 2010 di Istora Senayan Jakarta sebagai gelaran Indonesia Books Fair 2010. Acaranya adalah seminar "Rahasia Sukses Membaca" bersama Bupati Tangerang dan juga artis yaitu Bpk. Rano Karno.

Saat peringatan Hari Anak Jakarta Membaca (HANJABA) 2010 juga dihadiri oleh duta baca nasional Bpk Tantowi Yahya. Dan pada acara ini saya juga ditemani oleh rekan wartawan media DAAI TV yang kebetulan akan melakukan liputan ditempat saya.
Berbicara mengenai HANJABA ini terus terang saya baru mendengarnya saat datang ketempat acara, begitu juga dengan rekan saya itu. Kami bertanya-tanya sebenarnya ini acara apa dan dalam rangka memperingati apa?? dan apa juga HANJABA itu ??

Acara ini dihadiri para sekolah-sekolah undangan yang sepertinya sudah sekolah pilihan. Juga ada penampilan angklung dari sekolah juara. Berikutnya ada atraksi teater remaja. Dan ada juga stand-stand Taman Bacaan Masyarakat (TBM) binaan pemprov DKI. Tidak ada TBM swadaya murni yang tampil standnya.

Saya hanya memikirkan bagaimana jika seandainya acara yang ditujukan untuk anak-anak Jakarta ini mengundang juga dari sekolah-sekolah non formal yang justru sangat kurang dengan bahan bacaan. Dan tidak bisa dianggap sebelah mata.
Dilihat dari TBM yang membuka stand diacara tersebut terlihat sangat banyak sekali buku-buku yang bagus. Beda sekali jika kita melihat diTBM yang dikelola murni masyarakat. Mungkin karena mereka didukung penuh oleh pemprov kali yahhh??

Sayang juga acara ini hanya mengundang sekolah pilihan, yang pastinya mereka pun untuk membeli buku pasti mampu. Lalu bagaimana dengan anak-anak pada umumnya di Jakarta. Yang berekonomi kebawah. Mungkin orangtuanya berfikir lebih baik untuk makan daripada membeli buku.

Tapi satu hal yang pasti menurut saya adalah mengenai minat baca anak-anak. Minat baca anak-anak tidaklah rendah tapi akses mendapatkan bahan bacaannyalah yang susah didapat.
Bisa terlihat di Rumah Baca Zhaffa misalnya; ketika kita menyediakan bahan bacaan gratis maka anak-anak pun berebut untuk membaca dan meminjamnya.

Pada seminar di Istora Senayan kemarin, Bang Rano Karno pun menceritakannya bahwa diapun dari kecil terbiasa ke perpustakaan di Balai Pustaka. Karena memang tidak mampu untuk membeli buku. Bahkan untuk menonton telvisipun dia harus menjadi kuda tunggang anak sang pemilik warung. Sedangkan yang lain harus belanja dulu diwarung tersebut.

Saya hanya berfikir jika saja seminar seperti bisa juga dilakukan ditempat-tempat lain yang lebih mengena ke masyarakat. Seperti misalnya di pos-pos RW. Ada juga Ibundanya Umay yang mengatakan bahwa tidaklah apa kita membeli buku mahal yang penting adalah anak kita. Mungkin untuk Ibunda Umay membelikan buku bukanlah perkara susah, tapi bagi sebagain orang adalah buku belum merupakan kebutuhan utama.

Saya rasa menumbuhkan kecintaan membaca juga harus diberikan kepada masyarakat bawah. Dan tidak hanya seremonial saja. Begitu banyak para pejuang-pejuang literasi yang berjuang untuk masyarakat. Ada yang berjalan kaki menyebarkan buku-buku pinjamannya. Ada juga yang bersepeda, bergerobak dan lainnya. Mereka bergerak tanpa melalui upacara-upacara seremonial.

Pejuang - pejuang seperti mereka yang harus ditumbuhkan oleh pemerintah dan perlu dibantu. Karena kepedulian mereka dirasakan oleh masyarakat bawah.

Dilihat dari kedua acara yang saya ikuti tersebut, sepertinya bertolak belakang dengan kenyataan dimasyarakat.

Lalu acara tersebut seharusnya untuk siapa??

Bukankah keberagaman kita itu harus disatukan, bukan malah di jauhkan dan dikotak-kotakan. antara yang mampu dan yang tidak. (wonk)

0 comments:

Saatnya Kita Peduli

Mimpi Kita Tentang Ruang Publik JAKARTA, yang Mendukung Kehidupan yang Berkualitas di tumbuhkan dari Sejengkal RUMAH TINGGAL, itulah kami Rumah Baca Zhaffa.

Donasi Untuk kami.
Agar Rumah Baca Zhaffa bisa berkembang dan jumlah buku bisa bertambah serta sarana lebih lengkap, kami mengajak anda para pembaca, donatur. Baik secara individu, organisasi maupun korporat, jangan sungkan-sungkan membantu dan bergabung bersama kami. Kami sangat terbuka untuk kemajuan pendidikan, dukungan anda sangat berarti bagi pendidikan anak Indonesia.
Silahkan kirimkan apa saja, baik baru maupun bekas pakai (tapi masih layak) berupa buku, majalah, buletin, tabloid, mainan edukatif, laptop, infocus, speaker atau dana ke Rumah Baca Zhaffa.

Anda bisa mendongeng, sulap, melukis, tari, operet,teater ataupun apa saja yang bisa meramaikan kegiatan-kegiatan yang kami lakukan, kami mengundang anda untuk bergabung menjadi relawan Rumah Baca Zhaffa.
Silahkan kontak kami.

jika ada perusahaan/lembaga yang ingin menyalurkan CSR-nya kami berikan kompensasi , logo perusahaan akan kami sertakan di setiap liflet/poster/spanduk kegiatan. Juga di http://rumahbaca-zhaffa.blogspot.com/ dan di lokasi Rumah Baca Zhaffa. Jika ada yang ingin urun rembuk mengatasi dana operasional, berapa saja, dengan senang hati dan bahagia kami menerimanya.
alamat Rb Zhaffa Jl. Menara Air VII NO. 30A RT. 07/011 Manggarai – Jakarta,
Telp 081905098709



Donasi Untuk Rumah Baca Zhaffa.
1. Bank BSI, No Rek:79-9999-4045, A/N RUMAH BACA ZHAFFA, Cabang Sudirman, Jakarta.

Jika anda mentransfer donasi , informasikan kembali kepada kami melalui rumahbacazhaffa@gmail.com atau wonkyudyzhaffa@yahoo.com atau 081905098709 (yudy)