Ariel Noah pernah berkata bahwa “kesabaran
itu ternyata harus yang tidak ada batasnya dan keikhlasan itu adalah yang tidak
pernah berharap”. Sedangkan KPK mempunya slogan “berani jujur hebat”. Dan orang
lain pernah mengatakan bahwa “Juara itu tidak selalu bermahkota”.
Mengapa kami menyertakan
kalimat-kalimat diatas. Ceritanya begini;
Kami Rumah Baca Zhaffa selama 2
tahun ini mengikuti kegiatan lomba yang sama yaitu lomba penampilan stand terbaik yang diadakan oleh sebuah
lembaga plat merah di Jakarta ini.
Tahun ini pesertanya ada sekitar
14 stand yang dilombakan. Untuk ikut kegiatan ini kami membuat beberapa rak
baru untuk khusus dilombakan dan mempersiapkan penampilan stand yang beda dari
tahun kemarin. Maka kami membuat rak buku dimana dengan ada bentuk kereta di
atasnya dan dibuat menaruh buku diatap keretanya yang terbuka.
Lalu kami membuat beberapa
rencana penampilan bentuk stand dan yang kami pilih adalah bentuk muka minimalis
dengan triplek dan beberapa kayu reng. Tidak lupa membuat logo dengan styrofoam.
Jam 11 malam, hujan juga, kami
mulai mengankut barang-barang ke tempat acara dengan mobil sewaan. Jam 4 dinihari
barulah selesai semua penampilan stand kami.
Pembukaan dipagi hari
dilaksanakan di lain panggung, sedangkan panggung yang langsung berhadapan
dengan stand kami mengadakan lomba-lomba anak sekolah. Lomba selesai, dipangung
di adakan dongeng. Banyak anak yang mendengarkan dongeng dan ada juga yang
berkeliling stand. Di stand kami ramai anak-anak mulai berkunjung dan bermain
ular tangga yang kami gelar di depan stand. Ular tangga ini kami cetak dengan
ukuran besar 3x3 meter dan dadunya terbuat dari kardus bekas dan diwarnai
dengan crayon atau pensil warna.
Pengunjung stand kami tidak hanya
anak-anak tapi juga ibu-ibu baik gurunya atau wali murid. Bagi anak-anak yang
bermain ular tangga kami beri hadiah buku.
Didalam stand kamipun anak-anak
sangat banyak mereka bermain puzzle,ular tangga motivasi,dinosaurus atau
balok-balokan. Pokoknya selama 2 hari kegiatan tersebut stand kami selalu ramai
dan penuh aktivitas menghibur pengunjung.
Saat pengumuman akan dibacakan,sahabat
kami yang sempat datang mengintip stand mengirim sms “siap-siap menang ya?”. Wah
..sms semangat dan motivasi. Lalu kami bilang..”amin, terima kasih,semoga saja”.
Dan pengumumanpun dibacakan,
juara 1 adalah..juara 2 adalah...juara 3 adalah...sampai harapan 1 dan 2, tidak
tersebut juga nama kami. Lemaslah kaki kami melangkah...ada apa ini...apa benar
kami kalah..??. Kalau saya tanya pengunjung ketika itu, penampilan kami cukup
menarik,bagaimana dengan penjaga standnya dan di bilang cukup ramah, ada ular
tangga jadi anak-anak pada tau mainnya, ada dibacain dongeng, tata letak
rak,buku dan aksesoris bagus. Ternyata semuanya sirna seiring pengumuman itu.
Kami sms kembali sahabat saya,
dan dijawab tak menyangka, “Hah..siapa yang juara...?”. “ya..kami tidak
ditakdirkan untuk juara”, kami menjawba sms itu. “sabar dan ikhlas, masih ada
kesempatan lain”, katanya lagi di sms.
Kami segera beres-beres
barang,copot-copot aksesoris,bongkar rak, bongkar triplek, gulung karpet dan
lain-lainnya.
Beberapa orang berkunjung kekami
yang sedang beberes,”gimana...juara.??..juara kan ??”,kata salah seorang dari
mereka. Dengan senyum dingin kami katakan,”kami bukan juara”. “Hah..gak juara?,
bener..padahal saya jagokan stand ini loh..saya punya dokumentasinya bahwa
stand ini yang paling ramai dikunjungi, ketika istirahat panggungpun anak-anak
sekolah ramai kesini. Saya keliling stand dan potret hampir semua stand tidak
seramai disini”. “iya ..kami gak juara...kami gak tau bingung juga”,jawab kami
kepada mereka. Saya juga melihat stand yang lain dan beberapa yang juara itu
penampilan standnya biasa aja, saya lihat sendiri standnya hampir sama dengan
stand penjual buku penerbit disamping”, kata mereka lagi.
Yang lain bilang, “sabar aja..ikhlas
aja...pengunjung yang lain pun sepakat kalau stand ini ada kemungkinan juara,
tapi ternyata keputusan panitia berbeda dengan pandangan kita. Tapi sebelum
pengumuman, yang akan juara sudah didatangi panitia katanya suruh siap-siap yah
juara,saya lihat dia ngomong seperti itu. Mungkin orang dalam juga yang
juara,sepertinya perlu ditelusuri tuh..asal-asul para juaranya, ada siapa aja
dibalik lembaganya apa ada keterkaitan dengan orang-orang dalam atau tidak.
Namanya aja curiga, tapi bukan nuduh nih”, begitu kata mereka panjang lebar.
“Kami tidak mempedulikan lagi
juaranya, terserah panitia menilai stand kami. Walaupun kami terus terang butuh
hadiah uang kemenangan itu untuk biaya mengurus pembuatan yayasan. Kami
berharap jadi juaranya dan segera membentuk yayasan untuk memayungi kegiatan
kami. Tapi keputusan panitia sudah final, mau protespun percuma. Kami maunya
menang dengan terhormat”, jawab kami.
Mereka sepakat menyebut kami
sebagai “Juara Tanpa Mahkota”, boleh yang lain menggengam piala dan mendapat
hadiah, tapi dari segi penilaian dan pendapat pengunjung stand kamilah
juaranya.
Kami atas nama Rumah Baca atau atas nama pengelola sering mengikuti lomba dan terkadang juga kami kalah, tapi rasanya menurut kami baru kali ini merasa benar-benar kalah secara menyakitkan. Entah kenapa, perasaan ada yang janggal aja dengan lomba ini. Atau memang kami sudah dianggap pernah menjadi juara sebelumnya, tapi entahlah....bingung..
Lalu tersadar kembali dengan sms teman kami yang lain, “tenang aja, bukan itu tujuan kita mendirikan rumah baca”.
Kami atas nama Rumah Baca atau atas nama pengelola sering mengikuti lomba dan terkadang juga kami kalah, tapi rasanya menurut kami baru kali ini merasa benar-benar kalah secara menyakitkan. Entah kenapa, perasaan ada yang janggal aja dengan lomba ini. Atau memang kami sudah dianggap pernah menjadi juara sebelumnya, tapi entahlah....bingung..
Lalu tersadar kembali dengan sms teman kami yang lain, “tenang aja, bukan itu tujuan kita mendirikan rumah baca”.
Yup..benar,tapi aneh aja menurut
kami. Dan kami akan tetap semangat dan berdiri tegak melangkah. Semoga saja Tuhan
mempunyai rencana lain terhadap kami. Dan akan ada tangan-tangan mungil
menghampiri untuk mewujudkan yayasan yang kami impikan.
Dan seperti yang dituangkan dalam kalimat diatas bahwa, memang benar kami harus memiliki kesabaran yang tidak ada batasnya, dengan begitu kami semakin dewasa berfikir dan bertindak, serta tidak penuh emosional. Biarkan mereka melakukan hal yang negatif kepada kami, tapi kami akan tetap berdiri tegak.
Kami juga harus ikhlas dengan apa yang telah kami kerjakan selama ini, dan ingat untuk jangan pernah berharap dengan apa yang telah dikerjakan. Lakukan saja yang terbaik.
Untuk teman-teman
kami
integritas diri itu
bukan untuk diucapkan, tapi hayati dan jalankan.
Untuk berbuat jujur
itu memang mahal harganya butuh pengorbanan dan perjuangan,
tapi tidak harus menjual harga diri kita.
tapi tidak harus menjual harga diri kita.
Jangan sekali-kali
mendekati yang namanya Korupsi,Kolusi dan Nepotisme kamu akan hancur dengan
sendirinya.
Lebih bahaya mengetahui yang benar tapi tidak disampaikan, daripada menyampaikan yang salah dan dianggap benar.
Salam kami
0 comments:
Posting Komentar